Shop My Favorites

liburan ke solo 1 hari

"Ma, halo? Mah? kucing udah dikasih makan belon?" sayup-sayup saya mendengar sahabat saya menelpon ibunya untuk mengecek apakah...



"Ma, halo? Mah? kucing udah dikasih makan belon?" sayup-sayup saya mendengar sahabat saya menelpon ibunya untuk mengecek apakah kucingnya sudah makan malam apa belum. Virna namanya, sahabat saya dari sebuah komunitas buku yang telah saya kenal hampir 7 tahun. Sahabat yang kalau kami janjian ketemu di mall harus mencari tempat pojokan yang sepi karena kami akan heboh membahas buku-buku serta karakter favorite kami. Sahabat yang selalu saya ganggu kapanpun dan dimanapun dan sahabat yang akan menemani liburan saya ke Pacitan. Yeeeeehaaaaa.

Selain itu ada pula Ipah dan Syo, dua sahabat sejak jaman perkuliahan dulu yang tentunya akan sering saya sebut di beberapa blog ke depan. Setelah balada persiapan liburan ke Pacitan dari bulan Maret yang tak kunjung selesai, finally kami berempat sudah berada di atas kereta menuju kota Solo. Ya, tidak ada stasiun kereta di Pacitan. Jadi, kami akan stay di Solo dahulu sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Pacitan. 

Kereta yang kami tumpangi akan sampai di Stasiun Solo Jebres pukul 1 pagi. Beruntunglah kami karena Ipah adalah orang yang super friendly, ia berhasil mendapatkan teman di kereta yang akan mengantarkan kami dari stasiun ke hotel. Setelah sampai hotel, kami langsung sibuk menyusun itinerary walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi. 
Setelah tidur selama 2 jam dan mandi, kami memulai hari kami dengan makan sate buntel Pak Kasdi yang sangat lezat. Setelah perut kenyang, kami segera check out dari hotel dan titip barang. Setelah itu kami naik taxy guna mengejar waktu untuk membeli tiket bus werkudara di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo). Setelah membeli tiket bus werkudara, bapak supir segera mengantarkan kami ke Keraton Surakarta Hadiningrat.
  
Alhamdulilah, teman jalan-jalan saya kali ini asik banget. Perjalanan selalu diisi dengan canda-tawa. Berbagai celotehan dilontarkan serta berbagai kebodohanpun kami lakukan. Quotes dibawah ini tepat sekali menggambarkan trip kami minggu lalu.

“as with journey, who you travel with can be more important than your destination” 


Bai the weiiiii, sebelum ke keraton kami sempet sharing cerita mistis. Eh kualat, saat Ipah keluar kamar mandi di kawasan keraton, dia bilang “kalian ikut masuk ya tadi?” what?! Menurut Ipah, dia mendengar suara kami di dalam kamar mandi, padahal kami bertiga duduk di luar nungguin si Ipah. *pura-pura gag takut*

Setelah puas mengunjungi keraton dan tentunya berselfie-selfie ria, pemberhentian kami berikutnya adalah pasar klewer. Sebenarnya bisa naik becak sih ke pasar klewer dari keraton tapi kami putuskan untuk berjalan kaki karena posisi keduanya yang berdekatan sekaligus membakar lemak-lemak dari sate kambing yang kami makan tadi pagi #eh 
Setelah membeli oleh-oleh di pasar klewer, kami melaksanakan solat zuhur dulu di mesjid ageng keraton surakarta. Serious question tho, kenapa di kawasan keraton surakarta banyak ornamen birunya ya? kata Ipah sih karena mereka berdarah biru yang tentu saja Virna dan saya tidak percaya akan jawaban tersebut hahahhahahhahahah

Selesai solat zuhur, waktu sudah menunjukan pukul 12.15 dan perut kami sudah keroncongan. Kami liat di google maps untuk ke timlo sastro dari mesjid keraton hanya membutuhkan waktu 13 menit dengan berjalan kaki. Jadi kami putuskan untuk berjalan kaki saja. Setelah berjalan selama 30 menit tiba-tiba *kedebuk* Virna ditemukan terjatuh tak berdaya hahaha Sebelum sempat ditanyakan apakah dia baik-baik saja. Dia sudah memberikan klarifikasi “it's okay. Gue emang kalau laper, dengkul gue lemes terus gue jatoh". Waduh bahaya ya pertanda lapernya ahahhahahahahha

Setelah drama kok gag ketemu-ketemu ini warung timlo, akhirnya kami malah ke pasar gede dulu untuk minum es dawet selasih yang terkenal di sana.  Enak bangeeeeeeeeet es nya! Apa ini enak banget karena kami capek berjalan kaki? Intinya enak dan seger hahhahaha setelah itu kami lanjut ke warung timlo yang ternyata hanya berjarak 5 menit dari pintu belakang pasar gede. Wohooooooooooo. 

Untuk melihat lebih lengkap wisata kuliner di solo yang kami lakukan dapat dilihat di link ini!
Warungnya kecil, penuh dan sesak karena memang warung timlo sastro ini super terkenal. Maknyuuuus banget kalau kata Pak Bondan mah. Setelah makan siang selesai, kami lalu memesan taxy kosti (selama di sana, kami selalu naik taxy kosti) untuk minta diantarkan ke serabi notosuman dan ke Dishubkominfo untuk mengikuti tur bus werkudara. FYI, bus werkudara ini hanya beroperasi saat hari libur nasional dan weekend. Dalam sehari hanya ada 3 kali jadwal keberangkatan. Yakni pukul 9, 12 dan pukul 3 sore. Perjalanannya kurang lebih selama 2 jam. Ada pemandu wisatanya yang menunjukkan tempat-tempat bersejarah, lalu ada pula kesempatan berganti tempat duduk di tengah perjalanan. Jadi, jangan khawatir bakal ngerasain kok duduk di bangku atas maupun di bawah hehehhehehe Tetapi hati-hati tertampar pohon-pohon besar ya kalau duduk di bangku atas karena kan gag ada kaca jendelanya.
Setelah tour selesai, kami kembali ke hotel untuk mengambil barang bawaan kami dan segera meluncur ke Pacitan sebelum terlalu malam. Good bye Solo. Thank you for the beautiful memories. We will be back again.

Pengeluaran selama di Solo untuk 4 orang:

Hotel Djayakarta Rp 200.000
Sarapan sate buntel pak kasdi Rp 85.000
Naik taxy dari hotel ke Dishubkominfo & keraton Rp 40.000
Tiket bus werkudara Rp 80.000
Tiket Keraton  Rp 40.000
Beli minum di keraton Rp 23.000
Es dawet selasih Rp 20.000
Nasi Timlo Sastro Rp 78.000
Taxy dari timlo sastro ke surabi notosuman & Disubkominfo Rp 42.000
Serabi notosuman 1 box Rp 24.000
Taxy dari Dishubkominfo ke Hotel Rp 25.000

Jadi per orang untuk penginapan, akomodasi dan makan adalah Rp 164.250.

photo sign_zpsqaqyukse.png

You Might Also Like

19 comments

  1. Nah kan *envy*, bisa2nya mbak nurismaya seharian dapet banyak tempat... kemarin saya cuma sempat ke kampung batik laweyan setengah hari, itupun workshopnya pada ga bukaaaa *nangis guling2

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku malah gag ke laweyan, kok aku bisa lupa yah ehhehhehe next time, next time. solo deket ini :D

      Delete
  2. saya sebulan sekali habis gajian biasanya ke solo XD
    tpi blom pernah ke keratonnya wkwkw XD


    http://rusydinat.blogspot.co.id/

    ReplyDelete
  3. Solo emang murah-murah kok, apalagi makanannya.. Murah tapi rasanya nikmat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betuuuuuuuul cocok di lidah aku banget! hidup Solo! hehe

      Delete
  4. Walahhhh ... di Solo juga ada bus bertingkat? Duh jadi pengen nyobain kapan kapan.

    ReplyDelete
  5. asik, seharian yang maksimal banget itu. bus werkudaranya bikin penasaran bangettt.
    btw temennya serem bener kalo laper, jangan sampe dia laper kalo gitu yah, ngeri haha.


    salam kenal,
    www.elisamonic.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ak sng bgt semua tmn berpartisipasi nyusun itin jadinya harinya ga kebuang percuma hehehe iya mbak tmn ku yg itu klo laper berbahaya lol

      Delete
  6. Jadi kepengin nyobain Timlo. Kadang kalau lewat solo tau2 bablas aja sekadar lewat. Di situlah kadang saya merasa....syedyih aduhai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enyaaak mbak apalagi sosis solonya ampuuuun >< Kalau aku yg lupa selalu wonogiri mbak. Lewat aja gitu ga pernah mampir ehhehe

      Delete
  7. Kayaknya seru banget naik bus tingkat. Beberapa kali ke Solo tapi gak kepikiran buat naik bus itu, malah nyobain railbus batara kresna.
    Tiket bus tingkat Rp 80.000 buat 4 orang ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai ~ iyah per orangnya Rp 20.000 .seru mbak! mana waktu itu saya yang sore. jadi adem deh ehhehehe

      Delete
  8. Aku pengen banget ke Solo, dan sampe hari ini belom kesampean :(

    Salam,
    Oca

    ReplyDelete
  9. wkwkwk.. ngekek bacanya yang tanda-tanda lapernya harus dengkul lemes sampe jatoh wkwkwk

    ReplyDelete
  10. Nice post! Semoga nnti ke Solo bisa mengunjungi semua tempat yang diceritain di atas. Terima kasih udah berbagi pengalaman jalan-jalannya.

    ReplyDelete