"Rencananya mau ada airport kok mbak di Pacitan" kata Mas Bowo (pemandu wisata) saat berbincang dengan saya di dalam mobil menuju Pacitan kala itu. Perjalanan dari Solo ke Pacitan membutuhkan waktu 3 jam. Saya dan ketiga teman saya berangkat dari Solo sesaat setelah adzan maghrib di Malam Jumat kliwon. Perjalanan dari Solo ke Pacitan itu lancar banget tetapi rutenya naik-turun gunung. Hal yang kaya gitu sih gag pernah saya gubris tetapi malah ketiga teman saya yang parno. Kalau saya bukan parno sama begituan, tapi parno ama rampok begal. Secara di tengah gunung gitu. Itu jauh lebih serem cyiiiiin. Tetapi tenang kata Mas Bowo aman. 

3 jam perjalanan hanya diisi oleh lantunan lagu dari flashdisk mas Bowo dan beberapa pertanyaan yang saya lontarkan kepada beliau seputar Pacitan. Saya iseng melirik ke belakang dan teman-teman saya ternyata semua melek sepanjang perjalanan karena mereka takut hahhahahah Ya memang tidak ada kereta langsung dari Jakarta ke Pacitan. Jadi, kita harus berhenti di Solo atau Jogja yang merupakan titik pick-up favorit para wisatawan yang ingin pergi ke Pacitan. Kata mas Bowo, gag mungkin ada kereta ke Pacitan karena Pacitan itu memang sebagian besar adalah pegunungan. "Medannya tidak memungkinkan mbak" kata Mas Bowo. 

begitu banyak pantai dan goa indah

Ibukota-nya sendiri terbilang kecil, karena mayoritas masih tinggal di desa-desa di pegunungan. Kecil tapi nyaman dan aman. Kabupaten yang diberikan julukan kota1001 goa ini tidak hanya memiliki ribuan goa tapi juga ratusan pantai yang indah. Sesampai di hotel, kami segera tidur dengan hati tak sabar ingin segera memulai petualangan kami di Pacitan.

Pukul 7.30 pagi tur kami dimulai. Setelah sarapan ala prasmanan yang merupakan deal saya dan tim dari 1001 Tourism. Kami siap diantar ke tempat-tempat pilihan kami. 

1. Goa Gong
Walaupun ada banyak sekali goa di Pacitan tapi atas rekomendasi dari pihak tur, kami memilih untuk mendatangi Goa Gong. Sebelum masuk ke dalam goanya, kita harus jalan kaki dari parkiran. Lumayan jauh sih, tapi ada ojek buat ibu-ibu yang gag kuat jalan. I am actually a claustrophobic but I dare my self to come in. 

jalan kaki dulu untuk ke goanya

2. Pantai Klayar
Ini bukan pantai yang dapat digunakan untuk renang-renang cantik karena ombaknya besar dan sedang pasang. Tapi secara keseluruhan, menurut saya pantai klayar merupakan pantai paling majestic yang saya kunjungi selama di Pacitan. Karang-karang yang kokoh, garis pantai yang panjang serta ombak yang tinggi membuat saya terpana melihat pantai klayar. 

3.Pantai Banyu Tibo

Ini termasuk pantai yang bisa dibuat untuk berenang karena ombaknya kecil dan kalau kamu tau drama korea Descendant of The Sun dan ada sebuah pantai di Urk. Nah Pantai Banyu Tibo tuh kaya gitu! Tetapi lebih indah dengan adanya air terjun yang langsung mengalir ke pantai. BTW, jarak dari parkir mobil ke pantainya itu jauh loh yah kira-kira 500m jalan kaki :p tetapi jalan setapaknya dikelilingi pepohonan rindang jadi adem hehehehe

I see you, banyu tibo beach :D

Ketiga lokasi diatas semuanya jauh dari kota Pacitan tetapi pantai srau adalah pantai yang lokasinya paling challenging menurut saya. Karena harus naik turun gunung dan melewati jalanan sempit yang berliku-liku. Saat turun dari mobil, teman saya sampai mual. Tetapi hal itu terbayar karena ini adalah pantai favorit saya. Pantai ini sepi bangettttt dan ada satu spot yang bener-bener kaya pantai pribadi. Pantai berpasir putih ini juga merupakan spot buat liat sunset. Tetapi malang, pas kesana langit sedang mendung dan tidak mungkin dapat melihat sunset. Follow instagram saya untuk melihat lebih banyak photo-photo keren saat di Pacitan. 

Saking terlalu excited-nya sama tur dari Mas Bowo, kami sampai lupa makan siang. Plus sebenarnya juga karena dapat snack box dari panitia yang enak banget dan banyak! Setelah turun gunung dan balik ke kota, kami ke alun-alun untuk cari soto favorit Wisatawan yaitu soto yang saya lupa namanya. Pak Bondan dan Pak Jokowi pernah kesini loh :p Letaknya persis depan alun-alun kota pacitan. Cari saja warung soto paling besar di situ.